Santo
Adelbertus
Santo
Adelbertus dari Praha lahir sekitar tahun 956 dalam sebuah keluarga
bangsawan Bohemia yang saleh. Nama aslinya adalah Voytech (Wojciech).
Ketika dia menerima sakramen krisma, ia memilih nama Adelbertus
sebagai nama penguatannya. Nama ini dipilihnya sebagai penghormatan
kepada gurunya yang sekaligus bapa rohaninya, yakni Santo Adelbertus
dari Magdeburg; seorang yang telah menyembuhkannya dari sakit,
mentobatkannya dan mendidiknya dengan penuh cinta. Ketika bapa
rohaninya itu meninggal pada tahun 981, Adelbertus memutuskan untuk
kembali ke Bohemia.
Adelbertus
ditahbiskan sebagai seorang imam oleh Uskup Deitmar di Praha. Sebagai
imam muda, dia mendapat tugas untuk membantu bapak Uskup Deitmar. Dan
ketika beliau meninggal dunia, Adelbertus pun terpilih sebagai uskup
yang baru.
Sebagai
seorang uskup, Adelbertus tetap menjalankan pola hidup askese yang
telah dihidupinya. Dia tetap tidur di lantai dan berpuasa secara
teratur. Dia juga dikenal
sebagai seorang yang memiliki perhatian kepada yang miskin dan
terlantar, khususnya mereka yang berada di penjara dan yang di
pemukiman kumuh. Sikap solidernya juga diwujudkan melalui gaya hidup
yang sederhana; dia memangkas semua anggaran untuk dirinya sendiri.
Dia juga mereformasi keuangan keuskupan supaya tidak mengeluarkan
uang yang terlalu besar.
Pembaruan
hidup juga dilakukannya di antara kaum klerus dan kaum awam, terutama
dalam hal “kekuasaan”. Namun usaha-usahanya mendapat perlawanan.
Sampai akhirnya, Adelbertus menanggalkan jabatannya sebagai Uskup
pada tahun 990 dan masuk sebuah biara di Roma. Namun ia kemudian
dipanggil pulang kembali ke Praha. Belum lama menjalankan kembali
tugas pengembalaannya, Adelbertus kembali mendapat perlawanan ketika
dia mengekskomunikasi sekelompok bangsawan yang membunuh seorang
gadis yang berzinah.
Karena
peristiwa ini, Adelbertus harus meninggalkan Praha dan pergi ke Roma
dan tinggal di sebuah biara Benediktin di Roma. Dengan setia, dia
menjalankan tugas sebagai seorang tukang sapu dan tukang cuci piring.
Lima tahun kemudian, para pemimpin Gereja menasehati Adelbertus agar
kembali ke Praha. Adelbertus pun
kembali memakai jubah uskup dan pulang ke
Praha.
Namun,
persekongkolan dibangkitkan kembali untuk melawannya. Adelbertus pun
meninggalkan Keuskupan Praha dan menjadi misionaris ke Hungaria.
Di sana
Adelbertus mentobatkan dan menuntun banyak orang untuk mengenal iman
Kristiani, termasuk di antaranya adalah Raja Stefanus I (Santo
Stefanus dari Hungaria). Kemudian,
Paus Gregorius V memerintahkan Adelbertus
untuk kembali menjadi uskup. Dan Sekali lagi Adelbertus taat kepada
Sri Paus. Kali ini warga Praha kembali menentang Adelbertus secara
terbuka. Demi keselamatan orang-orang yang disekitarnya,
Adelbertus memutuskan untuk pergi -
menjadi misionaris di Polandia. Di sana Adelbertus berhasil membawa
banyak orang kepada Kristus. Namun, keberhasilan ini membuat para
imam pagan menjadi marah.
Suatu
malam ketika Adelbertus sedang tidur, seorang imam pagan bersama enam
orang rekannya menangkap Adelbertus. Mereka menganiaya
dan menusuk dada Adelbertus dengan tombak.
Adelbertus pun wafat pada 23 April 997. Saat ini Makam Santo
Adelbertus berada di Katedral Basilika “The Assumption of the
Blessed Virgin Mary and St. Adalbert”, Gniezno, Polandia.
“Ambillah
nyawaku....Dan semoga Kristus mengampuni nyawamu…..” kata-kata
terakhir St. Adelbertus di hadapan pembunuhnya. Marilah kita
mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kita.
(Fr.
Marianus Ivo M., OCarm. Diambil dari beberapa sumber. Artikel ini pernah termuat dalam RUAH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar