Maria Bunda
Gereja
Peringatan Maria Bunda Gereja secara resmi
diperingati pada hari senin setelah Pentakosta. Keputusan ini disampaikan oleh
Paus Fransiskus
melalui kongergasi Ibadat Suci. Paus
menyatakan bahwa Maria memiliki peran yang penting dalam Gereja. Maria
memiliki peran penting sebagai Bunda dalam Gereja. Sebagai anggota Gereja, kita merayakan peringatan
ini sebagai cara untuk menumbuhkan
penghormatan kepada
Maria sebagai ibu
Gereja.
Dasar yang menjadikan Maria sebagai
Bunda Gereja adalah “Fiat Voluntas Tua” yang ia ucapkan pada saat menerima kabar
dari malaikat. Melalui peristiwa ini, Maria setuju untuk menerima misteri
inkarnasi. Dalam peristiwa ini, Maria hadir sebagai Bunda Gereja. Maria membangun
relasi dengan rahmat Allah Bapa. Rahmat Allah inilah yang memampukan tugasnya
sebagai Bunda Allah dan Bunda Gereja.
Kehadiran Maria sebagai Bunda Gereja terlihat jelas dalam komunitas Gereja Perdana
(12 rasul). Maria berdoa bersama mereka. “Mereka semua bertekun dengan sehati
dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, Ibu Yesus, dan
dengan saudara-saudara Yesus” (bdk. Kis 1:14). Melalui doa, Maria hadir di
tengah Gereja perdana dan menjadi gambaran Gereja sepanjang masa.
Gelar Bunda Gereja pertama kali digunakan oleh Mgr. Berengaud, Uskup
Treves (Ϯ 1125). Paus Leo XIII menyebut Maria Bunda
Gereja dan guru dan Ratu Para Rasul
dalam ensikliknya Adjutricem Populi /penolong umat manusia (September
1895). Paus Yohanes XXIII berbicara
tentang Bunda Maria sebagai “Bunda Gereja dan Bunda Kita yang paling terkasih” pada
tanggal 6 Desember 1960 di Basilika St. Maria Maggiore. Paus
Paulus VI menyatakan, “Demi kemuliaan
Santa Perawan dan demi penghiburan kita sendiri, kita memaklumkan bahwa Santa
Perawan Maria Bunda Gereja, yaitu, ibu seluruh umat kristiani, baik umat
beriman maupun para gembalanya dan kita menyebutnya Bunda yang paling terkasih”
pada tanggal 21 November 1964.
Maria dijadikan sebagai Bunda Gereja
karena mendapat tempat di dalam hati putera-puteri Maria, yakni Gereja. Sebagai
Bunda, Maria menyertai dan menjiwai
putera-puterinya, tidak secara fisik namun secara spiritual dalam peziarahan
hidup mereka. Maria memiliki cinta yang sungguh mempesona bagi Gereja.
Sebagai putra-putri Maria, kita
dipanggil untuk menghormati Maria
sebagai Bunda. Pengalaman Maria sebagai Bunda memiliki peran penting dalam
hidup kita. Pengalaman ini akan membawa kita sampai pada Yesus. Melalui Maria
kita dapat sampai pada Yesus (Tota Christi per Mariam).
(Oleh: Fr. Joko Merdiko, O.Carm.)
Sumber:
Lumen Gentium Art.60