Ivo art

Ivo art
Tobit 13

Senin, 03 Agustus 2020

Maria Bunda Gereja


Maria Bunda Gereja

Peringatan Maria Bunda Gereja secara resmi diperingati pada hari senin setelah Pentakosta. Keputusan ini disampaikan oleh Paus Fransiskus melalui kongergasi Ibadat Suci. Paus menyatakan bahwa Maria memiliki peran yang penting dalam Gereja. Maria memiliki peran penting sebagai Bunda dalam Gereja. Sebagai anggota Gereja, kita merayakan peringatan ini sebagai cara untuk menumbuhkan penghormatan kepada Maria sebagai ibu Gereja.
Dasar yang menjadikan Maria sebagai Bunda Gereja adalah “Fiat Voluntas Tua” yang ia ucapkan pada saat menerima kabar dari malaikat. Melalui peristiwa ini, Maria setuju untuk menerima misteri inkarnasi. Dalam peristiwa ini, Maria hadir sebagai Bunda Gereja. Maria membangun relasi dengan rahmat Allah Bapa. Rahmat Allah inilah yang memampukan tugasnya sebagai Bunda Allah dan Bunda Gereja.
Kehadiran Maria sebagai Bunda Gereja terlihat jelas dalam komunitas Gereja Perdana (12 rasul). Maria berdoa bersama mereka. “Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, Ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus” (bdk. Kis 1:14). Melalui doa, Maria hadir di tengah Gereja perdana dan menjadi gambaran Gereja sepanjang masa.
Gelar Bunda Gereja pertama kali digunakan oleh Mgr. Berengaud, Uskup Treves (Ϯ 1125). Paus Leo XIII menyebut Maria Bunda Gereja dan guru dan Ratu Para Rasul  dalam ensikliknya Adjutricem Populi /penolong umat manusia (September 1895).  Paus Yohanes XXIII berbicara tentang Bunda Maria sebagai “Bunda Gereja dan Bunda Kita yang paling terkasih” pada tanggal 6 Desember 1960 di Basilika St. Maria Maggiore. Paus Paulus VI  menyatakan, “Demi kemuliaan Santa Perawan dan demi penghiburan kita sendiri, kita memaklumkan bahwa Santa Perawan Maria Bunda Gereja, yaitu, ibu seluruh umat kristiani, baik umat beriman maupun para gembalanya dan kita menyebutnya Bunda yang paling terkasih” pada tanggal 21 November 1964.
Maria dijadikan sebagai Bunda Gereja karena mendapat tempat di dalam hati putera-puteri Maria, yakni Gereja. Sebagai Bunda,  Maria menyertai dan menjiwai putera-puterinya, tidak secara fisik namun secara spiritual dalam peziarahan hidup mereka. Maria memiliki cinta yang sungguh mempesona bagi Gereja.
Sebagai putra-putri Maria, kita dipanggil untuk  menghormati Maria sebagai Bunda. Pengalaman Maria sebagai Bunda memiliki peran penting dalam hidup kita. Pengalaman ini akan membawa kita sampai pada Yesus. Melalui Maria kita dapat sampai pada Yesus (Tota Christi per Mariam). 

(Oleh: Fr. Joko Merdiko, O.Carm.)




Sumber:
Lumen Gentium Art.60






Tidak ada komentar:

Posting Komentar