SEKILAS PERJALANAN PAROKI "KRISTUS RAJA" PERDAGANGAN
KEUSKUPAN AGUNG MEDAN
Sejarah Panjang
Paroki Perdagangan dimulai sebelum era tahun 1970-an. Pada masa itu, stasi Perdagangan merupakan bagian
dari Paroki St. Laurentius, PematangSiantar.
Pastor-pastor Kapusin melayani umat Katolik di wilayah timur kabupaten Simalungun. Tidak semua stasi memiliki fasilitas gereja
termasuk, stasi Perdagangan. Misa
dilaksanakan di perumahan yang berlokasi di Pasar I, Perdagangan.
Tahun 1968 pemerintah
kecamatan Bandar menyetujui lokasi pembangunan gereja Katolik dan Pastoran yang
terletak di jalan Sudirman, Perdagangan.
Pembangunan gereja
dimulai pada tahun 1969. Dukungan dana
berasal dari umat dan para donator yang disampaikan melalui Pastor Lambertus Woestenberg
OFM. Cap. Selanjutnya Pastor Lambertus bersama
para pengurus gereja mengajukan pembentukan Paroki ke Keuskupan Agung
Medan.
Tanggal 5 Juli 1970 resmi berdiri Paroki Perdagangan dengan Pastor Paroki, Pastor Lambertus Woestenberg OFM. Cap dan Pastor rekan, Pastor Cosmas Peter O.Carm.
Ruang lingkup pelayanan
Pastoral Paroki terdiri atas 40 stasi dengan Perdagangan sebagai Stasi Induk.
Sejak dari terbentuknya, Paroki Perdagangan
mendapatkan pelayanan dari berbagai Tarekat yang diawali oleh Ordo
Kapusin dan Ordo Karmel, Serikat Xaverian, Imam Projo, dan kemudian kembali
lagi ke Ordo Karmel yang melayani umat Paroki Perdagangan hingga sekarang ini.
Pada tahun 1989 Rapat Dewan Paroki Harian
(DPH) Perdagangan menetapkan nama pelindung gereja yaitu Paroki Kristus Raja
Perdagangan.
Setelah
37 tahun penggembalaan umat di paroki Perdagangan, pada tahun 2007 dilaksanakan
pembongkaran gereja paroki yang lama dan dilanjutkan pembangunan gereja Paroki
yang baru di bawah pimpinan Pastor Tinto Hasugian O.Carm.
Tepat pada tanggal 21 Desember 2008, Uskup Agung Medan – saat itu –
Mgr. Alfred Gontipius Datubara, OFM. Cap. Berkenan meresmikan Gereja baru
Paroki Kristus Raja Perdagangan
Melalui rapat Kevikepan di Nagahuta Pematang Siantar,
pada tahun 2018 dilakukan persiapan pemekaran Paroki Perdagangan melalui pembentukan
Kuasi Cinta Damai.
Di akhir tahun 2020
pelayanan Pastoral Paroki Perdagangan sudah tidak meliputi Kuasi Cinta Damai.
Dan mulai saat itu, paroki Perdagangan melayani
24 stasi.