Prinsip Pelayanan Beato Titus Brandsma
Oleh: Marianus Ivo
Meidinata, O.Carm.
Beato
Titus Brandsma adalah teladan bagi para Karmelit dalam hidup pelayanan sehari-hari.
Dalam hidupnya, pelayanan bukanlah hal yang asing. Selain melayani di komunitas
dan tempat karyanya (misalnya di dunia pendidikan maupun jurnalistik), dia juga
memberi pelayanan kepada mereka yang membutuhkan. Baginya semua orang berhak
mendapat pelayanannya.
Melayani dengan Kasih
Titus
Brandsma memiliki jiwa pelayanan yang didorong oleh kasih. Kasih menjadi
keutamaan hidup yang menonjol dalam hidupnya. Hidupnya memancarkan kasih yang sangat besar. Dapat dikatakan
bahwa hidupnya adalah kasih. Kasih ini terwujud dalam tindakan sehari-hari yang
dilakukannya untuk menolong sesama yang membutuhkan.
Henry
Brandsma, seorang saudaranya mengatakan, “Kasihnya sungguh luar biasa. Dia
sangat ingin menolong semua orang. Hamba Tuhan itu mewujudkan kasih sampai pada
titik yang mengagumkan. Dia selalu
mencoba menjadi seorang yang bermanfaat bagi sesamanya.”
Suatu
hari seorang penjual alat-alat tulis datang kepada Titus dan mengungkapkan
segala kesulitannya dalam hal ekonomi. Titus sebagai pribadi yang penuh dengan
kasih langsung membantunya dengan membeli barang-barang jualannya. Dengan penuh
kasih, dia mencoba membantu orang yang membutuhkan. Dan bukan hanya penjual ini
yang telah dia bantu, ada banyak orang miskin yang datang kepada Titus yang
juga mendapat pertolongan dari Titus Brandsma. Dia sudah dikenal sebagai
seorang figur yang penuh dengan kasih menolong siapa pun yang membutuhkan. Jiwa
pelayanannya sungguh menonjol kepada mereka yang miskin dan papa.
Dia
lebih suka menolong orang lain secara pribadi daripada menolong dalam kelompok
sosial karitatif. Dia berpendapat bahwa membantu orang lain secara pribadi akan
lebih memancarkan kasih kepada orang lain, daripada melalui kelompok sosial.
Rasa dan suasana yang penuh kasih satu sama lain akan lebih terpancar ketika
seseorang mampu membantu orang lain secara pribadi. Dalam hal ini akan muncul
kasih yang memikat satu sama lain. Inilah ciri khas kasih Titus Brandsma.
Kasih
yang terpancar dalam pelayanannya, juga terlihat dari penyangkalan diri yang
dia lakukan. Ketika ada orang yang membutuhkan pertolongannya, dia akan tetap
menolong walaupun dalam keadaan sibuk. Misalnya saja ketika dia sedang sibuk
karena tugas di universitas, dia tetap dengan senang hati membantu orang lain
yang membutuhkan walaupun itu membuang waktunya. Atau ketika dia berada di
dalam tahanan, dia sering membantu oarng lain yang berkekurangan walaupun dia
juga berkekurangan. Dia selalu memberi orang lain makanan, doa, maupun hal lain
yang dibutuhkan. Bahkan sampai ajal hampir menjemputnya, dia masih setia
memberikan pelayanan total kepada mereka yang membutuhkan. Sungguh, kasihnya
menerjang segala hambatan dalam pelayanan.
Pelayanan Tanpa Pandang Bulu
Pelayanan
Titus Brandsma juga dikenal sebagai pelayanan yang tidak membeda-bedakan. Dia
melayani semua orang, mulai dari para petinggi sampai pada mereka yang terlantar.
Pelayanannya tidak eksklusif kepada mereka yang memiliki kekayanan maupun
kehormatan.
Titus
Brandsma telah diberi banyak sarana melayani oleh Allah. Dia berkarya di dalam
komunitas, dunia pendidikan, jurnalistik, Gereja, maupun dalam masyarakat.
Allah memberi semua itu supaya Titus mampu melayani orang lain lebih luas,
bukan hanya dalam komunitas tetapi lebih luas kepada masyarakat. Titus
memanfaatkan semua sarana yang telah diberikan oleh Allah itu sebagai rahmat dalam
melayani.
Dalam
komunitas, dia tetap bertindak sebagai konfrater yang sederhana, tidak
bertingkah seolah sudah menjadi konfrater yang unggul/ yang hanya berada di
lingkaran para intelektual. Pelayanannya meluas mulai dari para novis sampai
para petinggi ordo. Menarik ketika para novis meminta tolong kepada Titus,
dengan sopan dan penuh perhatian dia melayani tanpa ada perasaan yang
merendahkan. Bahkan dia begitu sopan kepada para novis. Hal ini terlihat ketika
dia berjalan di depan para novis. Dia menundukkan kepala seakan para novis
adalah sesama konfrater yang memiliki jabatan tinggi. Sungguh dia tidak
membedakan status dan jabatan orang lain. Semua adalah sama di matanya.
Begitu
pula ketika di unversitas, dia sering membantu para frater yang kesulitan dalam
mengerjakan tugas. Dia rela membuang waktu hanya untuk membantu para frater
yang kesulitan mengerjakan tugas. Betapa berharganya seorang frater di mata
Titus Brandsma sehingga dia rela menyisihkan kesibukannya untuk membantu para
frater.
Dalam
Gereja, dia juga tidak memilih Gereja Katolik Roma maupun Gereja yang lain. Komitmennya
kuat untuk mempersatukan semua Gereja. Dia meningkatkan relasi dialogis dan
kerja sama dengan Gereja Kristen, baik reformis maupun timur. Seorang pendeta
menggambarkan Titus sebagai saudaranya
yang terkasih. Dia mengungkapkan bahwa Titus Brandsma adalah suatu misteri
rahmat. Sebenarnya bukan hanya kepada Gereja saja dia bertindak demikian, namun
kepada semua elemen dalam kehidupan. Dia menunjukkan pelayanannya kepada
Katolik, Protestan, ateis, maupun komunis. Seorang yang mengenal Titus
mengungkapkan, “Saya kira Titus Brandsma tidak pernah mempersoalkan iman orang
lain; baginya kami semua adalah sesama manusia.”
Pelayanannya
yang dikenal masyarakat sebagai pelayanan tanpa pandang bulu adalah ketika dia
menentang dikeluarkannya para murid keturunan Yahudi dari sekolah Katolik.
Selain itu, dia juga pernah menolong seorang anak keturunan Armenia. Masih ada
banyak lagi yang membuat dia dikenal sebagai figur teladan dalam memberi
pelayanan kepada siapa pun. Pelayanannya menembus belenggu agama, kelas sosial,
maupun segala belenggu perbedaan dalam masyarakat.
Nabi Allah
dan Gereja
Titus
Brandsma adalah figur nabi dewasa ini. Dia adalah sosok yang patut dikatakan sebagai
nabi, sebab segala tindakan yang dia lakukan sungguh mencerminkan tindakan
seorang nabi. Segala pelayanannya dilakukan demi orang lain. Dan dalam hal ini
dia melihat orang lain, sesamanya sebagai Allah dan Gereja. Dan pada akhirnya
segala pelayanannya dipersembahkan untuk Allah dan Gereja.
Dalam
pelayanannya, dia berkomitmen untuk melayani Allah dan Gereja. Dia menggunakan
pelayanannya untuk menyebarkan iman Katolik. Penyebaran iman Katolik itulah
yang dia persembahkan untuk melayani Allah dan Gereja. Kerasulan aktifnya dalam
menyebarkan iman Katolik adalah wujud pelayanannya bagi Allah dan Gereja.
Dalam
kehidupan sehari-hari, pelayanannya bagi orang lain adalah sarana untuk
mewartakan Allah dan iman Katolik. Dia berusaha supaya pelayanan yang diberikan
nantinya membuat orang mengenal dan merasakan kehadiran Allah dan iman yang dia
miliki. “Pelayanan kita kepada sesama harus sangat menonjol”, demikian
pernyataan yang sering dia ungkapkan. Baginya melayani sesama adalah sarana
menyebarkan iman Katolik dan Allah sendiri. Sekaligus, pelayanannya bagi sesama
dimaknainya sebagai pelayanan bagi Allah dan Gereja. Sebab Allah hadir dalam
diri setiap orang, dan Gereja juga bertumbuh dalam diri setiap orang beriman.
Sebagai
seorang jurnalis dia mewujudkan pelayanan kepada Allah dan Gereja lewat
tulisan-tulisannya yang mengandung nilai Kristiani. Hal ini dilakukan supaya
semakin banyak orang mengenal iman Katolik. Kegigihannya melayani Allah dan
Gereja juga ditunjukkannya lewat pembelaannya terhadap Gereja atas serangan Nazi.
Sampai akhirnya dia ditangkap oleh karena tulisannya yang menyudutkan Nazi. Dia
gigih membela Gereja atas kecintaannya terhadap Allah. Pelayanannya total -
penuh pengorbanan, tanpa takut
menyerahkan nyawanya.
Inilah
puncak dari seluruh pelayanan yang diberikannya bagi sesama. Allah dan Gereja
adalah tujuan utama pelayanannya. Dia sungguh seorang nabi yang rela mati demi
Allah dan Gereja. Pelayanan bagi Allah dan Gereja perlu diutamakan, sebab dalam
Allah dan Gereja, Titus Brandsma hidup. Dia hidup di hadirat Allah, dan dia
hidup dalam Gereja. Dan akhirnya, dia pun ingin selalu melayani Allah dan
Gereja, sumber dan tumpuan hidupnya.
Penutup
Itulah
prinsip-prinsip pelayanan Beato Titus Brandsma. Karmelit dipanggil untuk
mengikuti teladan hidup Beato Titus Brandsma. Dialah figur yang tepat bagi
Karmelit zaman ini. Hidup di tengah dunia yang semakin kacau karena
perkembangan zaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar