Ivo art

Ivo art
Tobit 13

Senin, 06 Maret 2017

Contoh Rancangan Penelitian

RANCANGAN PENELITIAN
KEBAHAGIAAN BERELASI MAHASISWA 
STFT WIDYA SASANA MALANG
Oleh: MARIANUS IVO MEIDINATA, O.CARM.

Latar Belakang
Lingkungan kampus adalah salah satu lingkungan hidup mahasiswa STFT Widya Sasana Malang. Di sana mereka menjalin relasi satu sama lain. Dalam relasi itu mereka berinteraksi, berbagi cerita, berbagi tawa, maupun menjalin hubungan kekerabatan. Mereka terlihat merasakan kebahagiaan dalam relasi itu.
Kebahagiaan merupakan tujuan hidup dari setiap manusia, termasuk para mahasiswa. Berelasi merupakan salah satu sarana menemukan kebahagiaan. Di tengah individualisme dan kemajuan media komunikasi (khususnya handphone) yang semakin merasuki kaum muda, mahasiswa  STFT Widya Sasana tidak terlalu terbuai oleh kemajuan ini. Bukan karena mereka tidak memiliki handphone, namun karena mereka lebih mementingkan relasi nyata daripada membuka SMS, Line, BBM, ataupun media sosial lain ketika berada di kampus. Mereka juga terlihat lebih senang menjalin relasi daripada berdiam diri di pojokan kelas dengan melakukan kesibukan masing-masing.
Dalam penelitian ini, peneliti akan berusaha mengulas kebahagiaan mahasiswa  STFT Widya Sasana dalam ranah relasi. Sejauh mana mereka menemukan kebahagiaan dalam berelasi? Harapannya, hasil penelitian ini memberi inspirasi bagi kaum muda bahwa kebahagiaan dapat diperoleh melalui relasi nyata bersama orang lain.

Pengantar Kepustakaan
Kebahagiaan adalah tujuan hidup manusia. Manusia digerakkan oleh keinginan untuk mencapai kebahagiaan sehingga aktivitasnya mengarah kepada kebahagiaan. Max Weber mengungkapkan bahwa salah satu cara manusia mencapai kebahagiaan adalah dengan berelasi dengan orang lain. Relasi dengan orang lain adalah sarana bagi manusia menemukan kebahagiaan. Dalam relasi tersebut, mereka menemukan kebersamaan, canda-tawa, maupun segala hal yang membuat mereka bahagia.
Begitu pula dengan kaum mahasiswa, mereka berelasi di lingkungan kampus karena ingin mencapai kebahagiaan. Kebahagiaan mereka terletak dalam relasi nyata dengan teman-teman di lingkungan kampus. Kampus menjadi salah satu wadah mereka menemukan kebahagiaan.
Dalam menjalin relasi, anak muda (mahasiswa) berusaha untuk mengaktualisasikan diri supaya lebih berguna bagi orang lain. Selain itu, pengaktualisasian diri juga bertujuan supaya orang lain mengakui dan menerima kehadiran mereka. Ketika ketiga hal tersebut tercapai, anak muda (mahasiswa) menemukan kebahagiaan mereka dalam berelasi. Namun apakah mahasiswa  STFT juga merasakan hal yang sama? Sejauh mana mahasiswa  STFT menemukan kebahagiaan dalam berelasi?

Beberapa Hipotesa
Mahasiswa yang memiliki sahabat lebih bahagia dalam berelasi daripada mereka yang tidak memiliki sahabat.
Semakin banyak teman yang dimiliki,  mahasiswa semakin memperoleh kebahagiaan dalam berelasi.
Mahasiswa merasa bahagia dalam berelasi ketika tidak pernah duduk sendirian di dalam kelas.
Kebahagiaan berelasi didapatkan ketika mahasiswa merasa diterima oleh teman-temannya.
Kebahagiaan berelasi didapatkan ketika mahasiswa mampu berkomunikasi dengan yang lain.
Relasi yang membahagiakan terwujud ketika mahasiswa mampu membantu teman yang membutuhkan.
Relasi yang membahagiakan terwujud ketika  mahasiswa mampu bekerja sama dalam organisasi.
Kebahagiaan berelasi mahasiswa terletak dalam kegiatan yang menuntut kebersamaan banyak orang.

Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa  STFT Widya Sasana Malang yang terbagi dalam 4 kelas tingkat sarjana dan 2 kelas tingkat pascasarjana. Setiap kelasnya akan diambil 20 mahasiswa yang dipilih secara acak sebagai sampel penelitian ini.

Metode Penelitian
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner dan wawancara. Kuesioner diberikan kepada 15 mahasiswa perwakilan masing-masing kelas. Tujuannya untuk memperoleh data yang berguna untuk menunjang informasi dalam penelitian ini. Sedangkan, wawancara dilakukan pada 5 mahasiswa perwakilan masing-masing kelas. Wawancara digunakan supaya peneliti memperoleh data yang lebih detail dan lengkap. Dalam metode ini, peneliti juga bisa berdialog tentang pengalaman mereka.

Kuesioner
Sudah hafalkah anda dengan teman sekelas? A) Sudah  B) Belum
Apakah anda merasa bahagia ketika memiliki banyak teman di kampus?
A) Ya  B) Tidak
Apakah anda memiliki sahabat di kampus? A) Ya  B) Tidak
Apakah anda merasa harus selalu duduk berdampingan dengan orang lain saat di kampus? A) Ya  B) Tidak
Apakah anda merasa diterima oleh teman-teman sekelas? A) Ya  B) Tidak
Apakah anda lebih senang berinteraksi dengan teman dari pada menyendiri/sibuk dengan urusan pribai? A) Ya  B) Tidak
Apakah anda senang mengikuti organisasi dengan alasan lebih bahagia ketika berguna bagi orang lain? A) Ya  B) Tidak
Apakah anda senang ketika ada kebersamaan dalam kampus? A) Ya  B) Tidak
Seberapa sering anda dimintai bantuan orang lain?
Selalu  B) Sering  C) Kadang-kadang  D) Tidak pernah
Seberapa sering anda berdialog dengan teman saat jam istirahat?
Selalu  B) Sering  C) Kadang-kadang  D) Tidak pernah
Seberapa sering anda belajar berkelompok ketika berada di kampus?
Selalu  B) Sering  C) Kadang-kadang  D) Tidak pernah
Anda lebih bahagia ketika berdiam diri di dalam kelas atau aktif berkomunikasi dengan teman-teman?
A) berdiam diri di dalam kelas  B) aktif berkomunikasi dengan teman-teman
Jika ada teman yang membutuhkan bantuan, hal apa anda lakukan?
A) Berusaha menghindar dengan berbagai cara  B) Berusaha membantunya
Apakah anda merasa bahagia ketika berelasi dengan teman dalam kampus?
A) Ya  B) Tidak
Apakah kebahagiaan berelasi perlu dimiliki oleh para mahasiswa? A) Ya  B) Tidak



Pertanyaan wawancara
Bagaimana anda berelasi dengan teman-teman dalam kampus?
Apakah dalam berelasi, anda perlu mengaktualisasikan diri dan perlu penerimaan dari orang lain? Mengapa?
Bagaimana cara anda menemukan kebahagiaan berelasi dalam STFT Widya Sasana?
Jika anda berguna bagi orang lain, apakah anda merasa bahagia? Mengapa?
Menurut anda, bagaimana kondisi/keadaan relasi antar mahasiswa di kampus ini? Apakah mereka merasa bahagia dengan relasi tersebut?

Daftar Pustaka
Antonius Baur Asmoro. 2009. “Bahagia itu Sederhana”. Rohani.  No. 4 (Tahun ke-63): hlm. 11.
Schultz, Duane. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius, 1991.
Veeger, Karel J. Realitas Sosial. Jakarta: Gramedia, 1985.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar