KISAH LOT DALAM KITAB KEJADIAN YANG DICERITAKAN
KEMBALI
Pesan yang akan disampaikan: Pedulilah terhadap orang lain
Pada zaman
dahulu, hiduplah seorang bapak bernama Lot di Kota Sodom. Dia hidup bersama
istri dan kedua anak perempuannya. Keluarga ini dipandang sebagai keluarga yang
baik di mata Tuhan. Mereka tidak terpengaruh oleh masyarakat Sodom yang
berperilaku jahat. Masyarakat Sodom itu suka berperilaku kasar terhadap
pendatang. Bahkan mereka suka mencuri, menyiksa, dan menipu orang-orang tersebut.
Tuhan telah melihat kelakuan mereka itu, sehingga Tuhan marah dan berencana
untuk menghancurkan kota itu.
Suatu ketika
Tuhan mengutus kedua malaikatNya untuk datang dan melihat masyarakat Sodom. Kedua
malaikat itu datang ke Kota Sodom dalam rupa manusia. Tuhan ingin mengetahui
lebih pasti tentang kejahatan masyarakat kota itu. Kedua malaikat itu kemudian
bertemu dengan Lot di pintu gerbang Sodom dan Lot pun langsung menyambut
mereka. Lot tahu bahwa kedua orang itu adalah utusan dari Tuhan.
Lot berkata,
“Tuan-tuan mampirlah sejenak ke rumahku. Aku yakin tuan-tuan pasti lelah. Minum
dan makanlah sejenak di rumahku. Tuan-tuan juga bisa menginap di rumahku. “
Jawab kedua
malaikat itu, “Tenang saja Bapak Lot. Bapak tidak perlu repot-repot menjamu
kami. Kami bisa tidur di lapangan sebelah.”
Lot memaksa,
“Jangan tuan, kalau tuan tidur di luar pasti tuan akan kedinginan dan masuk
angin. Menginaplah di rumahku. Jangan sungkan, anggaplah rumah sendiri. Begitu?
Mari silahkan.”
Karena Lot terus
memaksa, kedua malaikat itu akhirnya menginap di rumah Lot dan keluarga Lot
menyambut mereka seperti keluarga sendiri.
Sekitar jam 9
malam, ketika mereka hendak tidur, terdengarlah suara gaduh dari luar rumah.
Rupanya semua laki-laki Kota Sodom datang dan mengepung rumah itu. Mereka
membawa obor, pentung, parang, dan celurit. Mereka berteriak-teriak, “Lot!
Keluarlah! Bawa keluar tamu-tamumu itu!”
Lot pun
ketakutan, karena orang banyak mengepung rumahnya. Walaupun ketakutan, Lot
memberanikan diri membuka pintu rumahnya. Setelah pintu terbuka, massa semakin keras
berteriak, “Mana kedua tamumu? Mereka itu pembawa sial bagi kota kami!
Keluarkan mereka, supaya mereka bisa kami siksa dan kami usir dari sini!”
Beginilah
kelakuan masyarakat Sodom. Mereka selalu mencurigai dan berlaku kasar terhadap
pendatang di kota mereka.
Lot dengan penuh
kecemasan menjawab, “Tenanglah saudara-saudara! Mereka itu orang baik, mereka
tidak akan mengganggu kalian! Mereka hanya ingin menginap di rumahku malam ini
saja. Ya sudah begini saja, kalian boleh menyiksa aku dan anak-anakku, tetapi
janganlah ganggu tamu-tamuku.”
Namun mereka tidak
peduli dan tetap memaksa Lot sambil berkata kasar, “Sialan! Jangan halangi
kami! Tamumu itu datang ke sini untuk menghancurkan kota kami! Cepat keluarkan
mereka!”
Orang-orang
Sodom itu semakin mendesak Lot dan mulai menggunakan kekerasan terhadap Lot.
Tiba-tiba kedua tamu Lot menariknya ke dalam rumah dan pintu rumah Lot langsung
dikunci. Kemudian sesuatu yang ajaib pun terjadi. Seketika itu juga malaikat-malaikat
itu membutakan semua mata orang-orang Sodom, sehingga mereka tidak bisa
menemukan pintu rumah Lot.
Kata kedua
malaikat itu kepada Lot, “Lot, sekarang kami sudah tahu bahwa, kota ini sungguh
jahat! Sekarang ajaklah semua kerabat dan keluargamu pergi dari sini. Sebab,
kami akan menghancurkan kota yang jahat ini!”
Lalu, Lot
berlari menghampiri kedua calon menantunya yang sedang tidur. Dia menceritakan
apa yang baru saja terjadi dan mengajak mereka pergi dari kota ini agar tidak
ikut binasa. Tapi, mereka justru menganggap Lot itu bercanda dan mereka kembali
melanjutkan tidur. Lot pun pulang dengan
kecewa.
Saat fajar pagi
mulai menyingsing Lot disuruh oleh para malaikat itu untuk segera meninggalkan
kota Sodom. Mereka pun berangkat, tetapi mereka berjalan dengan berat hati dan
sangat lambat.
Karena waktu
penghancuran kota Sodom semakin dekat, kedua malaikat itu pun menarik tangan
Lot dan keluarganya supaya berjalan dengan lebih cepat.
Setelah agak jauh
dari Kota Sodom, kedua malaikat itu berkata kepada Lot, “Cepat larilah ke
pegunungan agar kalian selamat, jangan pernah menoleh lagi ke belakang dan
jangan pernah berhenti sebelum sampai di pegunungan.”
Lot menjawab,
“Tuhan pegunungan itu terlalu jauh bagi kami. Kasihanilah kami, apakah tidak
ada tempat lain yang lebih dekat? Di sebelah Timur sana ada kota kecil,
bolehkah kami tinggal di sana saja?” Malaikat itu pun menjawab, “Ya sudahlah,
cepat pergi dan tinggallah di sana!”.
Ketika Lot
sampai di kota itu, Tuhan langsung menurunkan hujan api dan belerang dari
langit ke atas kota Sodom. Kota itu pun menjadi hangus! Tidak hanya itu, Tuhan
juga mengirimkan gempa yang dahsyat sehingga kota itu pun rata dengan tanah.
Namun, isteri
Lot lupa dengan pesan dari malaikat itu. Karena rasa penasaran yang sangat
tinggi, ia menoleh ke belakang dan seketika itu juga ia menjadi tiang garam.
Beginilah nasib
Kota Sodom dan Gomora. Kejahatan mereka membuat kota mereka musnah. Tuhan marah
karena mereka tidak menghargai sesama mereka.
Ingatlah
adik-adikku, jika kita tidak menghargai sesama, Tuhan akan marah kepada kita.
Pertanyaan:
Mengapa Lot mau
peduli untuk melindungi tamu-tamunya?
Apakah tindakan Lot
mengorbankan diri dan anak-anaknya demi tamu-tamunya itu tepat?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar