Ivo art

Ivo art
Tobit 13

Senin, 06 Maret 2017

Kisah Lot Dalam Kitab Kejadian

KISAH LOT DALAM KITAB KEJADIAN YANG DICERITAKAN KEMBALI

Pesan yang akan disampaikan: Pedulilah terhadap orang lain

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang bapak bernama Lot di Kota Sodom. Dia hidup bersama istri dan kedua anak perempuannya. Keluarga ini dipandang sebagai keluarga yang baik di mata Tuhan. Mereka tidak terpengaruh oleh masyarakat Sodom yang berperilaku jahat. Masyarakat Sodom itu suka berperilaku kasar terhadap pendatang. Bahkan mereka suka mencuri, menyiksa, dan menipu orang-orang tersebut. Tuhan telah melihat kelakuan mereka itu, sehingga Tuhan marah dan berencana untuk menghancurkan kota itu.

Suatu ketika Tuhan mengutus kedua malaikatNya untuk datang dan melihat masyarakat Sodom. Kedua malaikat itu datang ke Kota Sodom dalam rupa manusia. Tuhan ingin mengetahui lebih pasti tentang kejahatan masyarakat kota itu. Kedua malaikat itu kemudian bertemu dengan Lot di pintu gerbang Sodom dan Lot pun langsung menyambut mereka. Lot tahu bahwa kedua orang itu adalah utusan dari Tuhan.

Lot berkata, “Tuan-tuan mampirlah sejenak ke rumahku. Aku yakin tuan-tuan pasti lelah. Minum dan makanlah sejenak di rumahku. Tuan-tuan juga bisa menginap di rumahku. “
Jawab kedua malaikat itu, “Tenang saja Bapak Lot. Bapak tidak perlu repot-repot menjamu kami. Kami bisa tidur di lapangan sebelah.”

Lot memaksa, “Jangan tuan, kalau tuan tidur di luar pasti tuan akan kedinginan dan masuk angin. Menginaplah di rumahku. Jangan sungkan, anggaplah rumah sendiri. Begitu? Mari silahkan.”

Karena Lot terus memaksa, kedua malaikat itu akhirnya menginap di rumah Lot dan keluarga Lot menyambut mereka seperti keluarga sendiri.

Sekitar jam 9 malam, ketika mereka hendak tidur, terdengarlah suara gaduh dari luar rumah. Rupanya semua laki-laki Kota Sodom datang dan mengepung rumah itu. Mereka membawa obor, pentung, parang, dan celurit. Mereka berteriak-teriak, “Lot! Keluarlah! Bawa keluar tamu-tamumu itu!”

Lot pun ketakutan, karena orang banyak mengepung rumahnya. Walaupun ketakutan, Lot memberanikan diri membuka pintu rumahnya. Setelah pintu terbuka, massa semakin keras berteriak, “Mana kedua tamumu? Mereka itu pembawa sial bagi kota kami! Keluarkan mereka, supaya mereka bisa kami siksa dan kami usir dari sini!”
Beginilah kelakuan masyarakat Sodom. Mereka selalu mencurigai dan berlaku kasar terhadap pendatang di kota mereka.

Lot dengan penuh kecemasan menjawab, “Tenanglah saudara-saudara! Mereka itu orang baik, mereka tidak akan mengganggu kalian! Mereka hanya ingin menginap di rumahku malam ini saja. Ya sudah begini saja, kalian boleh menyiksa aku dan anak-anakku, tetapi janganlah ganggu tamu-tamuku.”

Namun mereka tidak peduli dan tetap memaksa Lot sambil berkata kasar, “Sialan! Jangan halangi kami! Tamumu itu datang ke sini untuk menghancurkan kota kami! Cepat keluarkan mereka!”

Orang-orang Sodom itu semakin mendesak Lot dan mulai menggunakan kekerasan terhadap Lot. Tiba-tiba kedua tamu Lot menariknya ke dalam rumah dan pintu rumah Lot langsung dikunci. Kemudian sesuatu yang ajaib pun terjadi. Seketika itu juga malaikat-malaikat itu membutakan semua mata orang-orang Sodom, sehingga mereka tidak bisa menemukan pintu rumah Lot.

Kata kedua malaikat itu kepada Lot, “Lot, sekarang kami sudah tahu bahwa, kota ini sungguh jahat! Sekarang ajaklah semua kerabat dan keluargamu pergi dari sini. Sebab, kami akan menghancurkan kota yang jahat ini!”

Lalu, Lot berlari menghampiri kedua calon menantunya yang sedang tidur. Dia menceritakan apa yang baru saja terjadi dan mengajak mereka pergi dari kota ini agar tidak ikut binasa. Tapi, mereka justru menganggap Lot itu bercanda dan mereka kembali melanjutkan tidur.  Lot pun pulang dengan kecewa.

Saat fajar pagi mulai menyingsing Lot disuruh oleh para malaikat itu untuk segera meninggalkan kota Sodom. Mereka pun berangkat, tetapi mereka berjalan dengan berat hati dan sangat lambat.

Karena waktu penghancuran kota Sodom semakin dekat, kedua malaikat itu pun menarik tangan Lot dan keluarganya supaya berjalan dengan lebih cepat.

Setelah agak jauh dari Kota Sodom, kedua malaikat itu berkata kepada Lot, “Cepat larilah ke pegunungan agar kalian selamat, jangan pernah menoleh lagi ke belakang dan jangan pernah berhenti sebelum sampai di pegunungan.”

Lot menjawab, “Tuhan pegunungan itu terlalu jauh bagi kami. Kasihanilah kami, apakah tidak ada tempat lain yang lebih dekat? Di sebelah Timur sana ada kota kecil, bolehkah kami tinggal di sana saja?” Malaikat itu pun menjawab, “Ya sudahlah, cepat pergi dan tinggallah di sana!”.

Ketika Lot sampai di kota itu, Tuhan langsung menurunkan hujan api dan belerang dari langit ke atas kota Sodom. Kota itu pun menjadi hangus! Tidak hanya itu, Tuhan juga mengirimkan gempa yang dahsyat sehingga kota itu pun rata dengan tanah.

Namun, isteri Lot lupa dengan pesan dari malaikat itu. Karena rasa penasaran yang sangat tinggi, ia menoleh ke belakang dan seketika itu juga ia menjadi tiang garam.

Beginilah nasib Kota Sodom dan Gomora. Kejahatan mereka membuat kota mereka musnah. Tuhan marah karena mereka tidak menghargai sesama mereka.
Ingatlah adik-adikku, jika kita tidak menghargai sesama, Tuhan akan marah kepada kita.
Pertanyaan:
Mengapa Lot mau peduli untuk melindungi tamu-tamunya?

Apakah tindakan Lot mengorbankan diri dan anak-anaknya demi tamu-tamunya itu tepat?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar