Ivo art

Ivo art
Tobit 13

Minggu, 16 September 2018

Santo Paulinus dari Nola

Santo Paulinus dari Nola


Santo Paulinus Lahir dari keluarga bangsawan Romawi di Bordeaux, Prancis dengan nama Pontius Meropius Anicius Paulinus pada tahun 353. Paulinus lahir dari keluarga politikus non-Kristiani. Banyak dari keluarganya yang berasal dari Spanyol adalah senator. Paulinus memiliki bakat di bidang pidato dan penyair masyhur. Paulinus belajar banyak dari Ausonius. St.Hieronimus dan St.Agustinus adalah pengagum karyanya. Jabatan Gubernur Nola disandangnya di usia yang terbilang muda. Dalam keadaan yang bergelimang harta, ia menikahi Therasia seorang wanita Spanyol.
Pengalaman imannya dimulai di kota Nola.Paulinus melihat ribuan orang dengan tekun datang ke makam Santo Feliks untuk merenungkan teladan hidup St.Feliks, seorang martir. Paulinus terharu. Paulinus menerima sakramen permandian oleh Uskup Delphinus di tanah kelahirannya.Sejak dipermandikan, Paulinusmerasakan kesusahan dan penderitaan menimpanya. Anak tunggalnya yang meninggal membuat hatinya semakin kalut. Pengalamannya pahit membawanya untuk memohon nasihat dari St Hieronimus. Nasihat yang didapatnya dari St. Hieronimus adalah “Putuskanlah hubungan dengan dunia dan pelajarilah Kitab Suci!”. Paulinus bersama istrinya kemudian menjalani kemurnian untuk Tuhan dan membagikan harta kekayaannya. Ia menjalani hidupnya dengan sangat bijaksana, penuh bakti kepada Tuhan dan sesama. Pengalaman imannya membawanya sampai pada pengertian, “Manusia tanpa Kristus adalah debu dan bayangan semata”.
Paulinus menjadi Imam di Barcelona pada tahun 395, kemudian kembali ke Nola untuk menjalani hidup sebagai biarawan. Hartanya digunakan untuk membangun gereja. Pada tahun  409 Paulinus menjadi Uskup Nola.Dengan bijaksana dan penuh cinta kasih ia membimbing umatnya. Selain untuk membangun gereja, Paulinus mendermakan hartanya untuk menebus umat yang ditangkap dan diperbudak. Paulinus juga menyerahkan dirinya untuk dipenjarakan sebagai ganti umatnya, meskipun kemudian ia dibebaskan. Setelah mengabdikan dirinya kepada Tuhan dan sesama, Paulinus meninggal pada tahun 431.
Marilah kita meneladan St.Paulinus. Sebagai orang Kristiani,pengalaman iman juga kerapkali kita alami. Hal ini tentunya membuat kita mengerti bahwa perjalanan iman tidaklah singkat dan mudah. Maka, kita juga memerlukan Kristus dalam diri kita agar tidak menjadi debu dan bayangan. Semoga pengalaman St.Paulinus tentang kesadaran akan pengalaman iman dapat membawa kita kepada persatuan dengan Kristus itu sendiri. (Fr. Michael Indrawan Tri Wicaksono, O.Carm. dalam RUAH edisi Juni 2018.)
Sumber:
Mgr. Nicolaas Martinus Schneiders, CICM, Orang Kudus Sepanjang Tahun, Jakarta: Obor, 1997.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar