BUDIDAYA BEKICOT
Judul buku : Budidaya Bekicot
Penulis : Kusnin Asa
Penerbit : Bhratara Karya Aksara
Tempat terbit : Jakarta
Tahun terbit : 1994
Peresensi : Marianus Ivo Meidinata
Dalam dunia pertanian, bekicot dianggap
sebagai musuh dan hama yang selalu merusak tanaman. Bekicot belum dianggap
sebagai emas yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, sehingga bebas
berkeliaran dan mengganggu lingkungan sekitar. Padahal jika dibudidayakan dan
diolah secara tepat bekicot dapat menjadi makanan tambahan dalam wujud daging
maupun dalam wujud yang lain seperti tepung, dan akan berguna bagi masyarakat.
Bekicot yang biasa disebut keong racun
atau keong gondang (bahasa Jawa) merupakan binatang sejenis siput. Dalam ilmu
biologi bekicot masuk dalam kelas Gastropoda
yang berarti berkaki perut. Masyarakat Indonesia sudah lama mengenal
binatang ini, namun binatang ini masih dipandang sebelah mata dan dianggap
tidak lebih berguna dari binatang yang lain.
Latar belakang inilah yang membawa
penulis untuk menulis buku berjudul “Budidaya Bekicot”. Tujuannya supaya
masyarakat Indonesia mulai membuka diri pada pemanfaatan bekicot secara
maksimal, sehingga tidak lagi menganggap sebagai binatang murah yang hanya
muncul saat musim hujan. Dengan pembudidayaan bekicot secara benar, bekicot
tetap hidup dan bermanfaat di musim apa pun.
Secara khusus buku ini diperuntukkan
bagi masyarakat pedesaan yang memiliki banyak kesempatan untuk membudidayakan
bekicot yang populasi terbesar berada di daerah pedesaan. Buku ini terfokus
pada budidaya bekicot sesuai judulnya, sehingga isi buku berkutat soal
pemeliharaan, masa kawin-bertelur, masa panen serta pemanfaatan dalam bentuk
daging dan tepung. Bahkan tersedia perbandingan yang cukup menarik antara
kelebihan bekicot dibanding telur ayam lokal. Buku ini ditunjang pula dengan
cara pemanfaatan bekicot bagi binatang ternak yang lain. Masyarakat pedesaan
yang banyak berprofesi sebagai peternak terbantu dalam memanfaatkan bekicot
bagi pemeliharaan ternak mereka yang lain.
Buku dengan judul “Budidaya bekicot” ini
memiliki gaya bahasa yang sederhana, sehingga pembaca terutama masyarakat
pedesaan mudah memahaminya. Kalimat-kalimat dalam setiap paragraf tersusun rapi
dan tidak berbelit-belit, sehingga pembaca mudah mencerna maksud dan tujuan
penulis. Terdapat beberapa kata ilmiah, namun penulis menyediakan arti dalam
bahasa Indonesia yang sederhana.
Buku ini bukanlah buku yang berat dan
membuat kecewa pembaca yang telah membelinya. Buku yang tidak terlalu tebal ini
mengupas cara budidaya bekicot dengan lugas dan singkat. Penjelasan juga
dilengkapi dengan gambar-gambar yang memudahkan pembaca berimajinasi. Buku ini
cocok bagi para pemula maupun masyarakat pedesaan yang mayoritas tidak memiliki
modal yang besar, sebab dalam buku “Budidaya Bekicot” ini bahan-bahan yang
digunakan hanyalah bahan-bahan biasa seperti tanah liat, kayu-triplek dan
pasir.
Penulis cukup cakap dalam menulis buku
ini. Tujuan untuk mengajak masyarakat membudidayakan bekicot terlihat dalam
sistematika dan pemilihan pokok bahasan. Secara tersirat penulis menggunakan bahasa
yang bersifat persuasif, sehingga tanpa sadar pembaca akan merasa diajak untuk
memulai budidaya bekicot.
Namun buku yang bertebal 24 halaman ini,
memiliki kekurangan dalam pembahasan isi. Penjelasan kurang terperinci pada
setiap sub bagian. Bahkan penjelasan tentang bekicot lebih sedikit dibanding
dengan bagian yang lain. Selain itu, ilustrasi-gambar yang tersaji dalam buku
ini masih merupakan hasil scan gambar
tangan. Gambar atau foto asli yang diolah dengan teknologi yang modern belum
dimanfaatkan, sehingga cukup mempersulit pembaca mengikuti buku ini dalam
praktek di lapangan.
Buku ini juga memiliki kesalahan yang
cukup fatal. Jika pembaca jeli, pembaca akan menemukan kejanggalan dan
kekurangan pembahasan. Dalam bagian pengantar dituliskan bahwa cangkang bekicot
dapat dimanfaatkan. Namun dalam bagian isi tidak terdapat pembahasan tentang
pemanfaatan cangkang. Kesalahan ini dapat membuat pembaca kecewa, karena
pembaca yang ingin memanfaatkan cangkang setelah membaca bagian pengantar, akan
merasa ditipu dan putus semangat ketika tidak menemukan pembahasan tersebut.
Lebih dari itu semua, buku sederhana
namun sarat pengetahuan ini membuka pikiran dan pemahaman akan bekicot. Budidaya
dan pengolahan yang tersedia dalam buku ini membantu pembaca untuk tidak
memandang bekicot sebelah mata dan mulai memunculkan niat untuk membudidayakannya.
Tidak perlu satahun atau dua tahun, cukup dalam beberapa hari saja pembaca
dapat mempelajari cara pembudidayaan bekicot.
Tidak perlu takut gagal atau rugi, sebab
modal dan peralatan yang diperlukan tidak akan banyak menguras dompet. Apalagi
sebelum menulis buku ini, penulis telah mencoba terlebih dahulu membudidayakan
bekicot sesuai pengetahuan yang dimiliki, sehingga buku ini bukan sekedar teori
namun juga pengalaman penulis. Untuk meyakinkan pembaca akan kebenaran isi buku
ini, penulis dibantu oleh Prof. Dr. Garnadi Prawirosudirdjo, M.Sc. yang ahli di
bidang ini untuk mengoreksi kembali, sehingga dapat dipastikan bahwa buku ini
akan membantu pembaca dalam budidaya bekicot.
Kami tantang para semua yang suka bermain judi online
BalasHapusdengan kemungkinan menang sangat besar.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
registrasi secara gratis.
info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !
PIN BB : D61E3506
Whatsapp : +85598249684
L ine : Sinidomino
raja poker