Ivo art

Ivo art
Tobit 13

Sabtu, 05 September 2015

Cara Budidaya Bekicot



BUDIDAYA BEKICOT

Judul buku      : Budidaya Bekicot
Penulis             : Kusnin Asa
Penerbit           : Bhratara Karya Aksara
Tempat terbit   : Jakarta
Tahun terbit     : 1994
Peresensi         : Marianus Ivo Meidinata

Dalam dunia pertanian, bekicot dianggap sebagai musuh dan hama yang selalu merusak tanaman. Bekicot belum dianggap sebagai emas yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, sehingga bebas berkeliaran dan mengganggu lingkungan sekitar. Padahal jika dibudidayakan dan diolah secara tepat bekicot dapat menjadi makanan tambahan dalam wujud daging maupun dalam wujud yang lain seperti tepung, dan akan berguna bagi masyarakat.
Bekicot yang biasa disebut keong racun atau keong gondang (bahasa Jawa) merupakan binatang sejenis siput. Dalam ilmu biologi bekicot masuk dalam kelas Gastropoda yang berarti berkaki perut. Masyarakat Indonesia sudah lama mengenal binatang ini, namun binatang ini masih dipandang sebelah mata dan dianggap tidak lebih berguna dari binatang yang lain.
Latar belakang inilah yang membawa penulis untuk menulis buku berjudul “Budidaya Bekicot”. Tujuannya supaya masyarakat Indonesia mulai membuka diri pada pemanfaatan bekicot secara maksimal, sehingga tidak lagi menganggap sebagai binatang murah yang hanya muncul saat musim hujan. Dengan pembudidayaan bekicot secara benar, bekicot tetap hidup dan bermanfaat di musim apa pun.
Secara khusus buku ini diperuntukkan bagi masyarakat pedesaan yang memiliki banyak kesempatan untuk membudidayakan bekicot yang populasi terbesar berada di daerah pedesaan. Buku ini terfokus pada budidaya bekicot sesuai judulnya, sehingga isi buku berkutat soal pemeliharaan, masa kawin-bertelur, masa panen serta pemanfaatan dalam bentuk daging dan tepung. Bahkan tersedia perbandingan yang cukup menarik antara kelebihan bekicot dibanding telur ayam lokal. Buku ini ditunjang pula dengan cara pemanfaatan bekicot bagi binatang ternak yang lain. Masyarakat pedesaan yang banyak berprofesi sebagai peternak terbantu dalam memanfaatkan bekicot bagi pemeliharaan ternak mereka yang lain.
Buku dengan judul “Budidaya bekicot” ini memiliki gaya bahasa yang sederhana, sehingga pembaca terutama masyarakat pedesaan mudah memahaminya. Kalimat-kalimat dalam setiap paragraf tersusun rapi dan tidak berbelit-belit, sehingga pembaca mudah mencerna maksud dan tujuan penulis. Terdapat beberapa kata ilmiah, namun penulis menyediakan arti dalam bahasa Indonesia yang sederhana.
Buku ini bukanlah buku yang berat dan membuat kecewa pembaca yang telah membelinya. Buku yang tidak terlalu tebal ini mengupas cara budidaya bekicot dengan lugas dan singkat. Penjelasan juga dilengkapi dengan gambar-gambar yang memudahkan pembaca berimajinasi. Buku ini cocok bagi para pemula maupun masyarakat pedesaan yang mayoritas tidak memiliki modal yang besar, sebab dalam buku “Budidaya Bekicot” ini bahan-bahan yang digunakan hanyalah bahan-bahan biasa seperti tanah liat, kayu-triplek dan pasir.
Penulis cukup cakap dalam menulis buku ini. Tujuan untuk mengajak masyarakat membudidayakan bekicot terlihat dalam sistematika dan pemilihan pokok bahasan. Secara tersirat penulis menggunakan bahasa yang bersifat persuasif, sehingga tanpa sadar pembaca akan merasa diajak untuk memulai budidaya bekicot.
Namun buku yang bertebal 24 halaman ini, memiliki kekurangan dalam pembahasan isi. Penjelasan kurang terperinci pada setiap sub bagian. Bahkan penjelasan tentang bekicot lebih sedikit dibanding dengan bagian yang lain. Selain itu, ilustrasi-gambar yang tersaji dalam buku ini masih merupakan hasil scan gambar tangan. Gambar atau foto asli yang diolah dengan teknologi yang modern belum dimanfaatkan, sehingga cukup mempersulit pembaca mengikuti buku ini dalam praktek di lapangan.
Buku ini juga memiliki kesalahan yang cukup fatal. Jika pembaca jeli, pembaca akan menemukan kejanggalan dan kekurangan pembahasan. Dalam bagian pengantar dituliskan bahwa cangkang bekicot dapat dimanfaatkan. Namun dalam bagian isi tidak terdapat pembahasan tentang pemanfaatan cangkang. Kesalahan ini dapat membuat pembaca kecewa, karena pembaca yang ingin memanfaatkan cangkang setelah membaca bagian pengantar, akan merasa ditipu dan putus semangat ketika tidak menemukan pembahasan tersebut.
Lebih dari itu semua, buku sederhana namun sarat pengetahuan ini membuka pikiran dan pemahaman akan bekicot. Budidaya dan pengolahan yang tersedia dalam buku ini membantu pembaca untuk tidak memandang bekicot sebelah mata dan mulai memunculkan niat untuk membudidayakannya. Tidak perlu satahun atau dua tahun, cukup dalam beberapa hari saja pembaca dapat mempelajari cara pembudidayaan bekicot.
Tidak perlu takut gagal atau rugi, sebab modal dan peralatan yang diperlukan tidak akan banyak menguras dompet. Apalagi sebelum menulis buku ini, penulis telah mencoba terlebih dahulu membudidayakan bekicot sesuai pengetahuan yang dimiliki, sehingga buku ini bukan sekedar teori namun juga pengalaman penulis. Untuk meyakinkan pembaca akan kebenaran isi buku ini, penulis dibantu oleh Prof. Dr. Garnadi Prawirosudirdjo, M.Sc. yang ahli di bidang ini untuk mengoreksi kembali, sehingga dapat dipastikan bahwa buku ini akan membantu pembaca dalam budidaya bekicot.

1 komentar:

  1. Kami tantang para semua yang suka bermain judi online
    dengan kemungkinan menang sangat besar.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    registrasi secara gratis.
    info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !
    PIN BB : D61E3506
    Whatsapp : +85598249684
    L ine : Sinidomino
    raja poker

    BalasHapus