Nabi Elia – Inspirator Karmelit
Oleh
Marianus Ivo Meidinata
Elia adalah inspirator utama Karmelit. Dia adalah
seorang nabi kontemplatif dan aktif yang hidup di hadirat Allah. Hidup Elia
inilah yang menjaiwai hidup Karmelit.
Hidup Kontemplatif
Hidup doa dan bersemuka dengan Allah dijalani Nabi
Elia di Gunung Karmel. Dia hidup dalam kesunyian dan keheningan yang mendalam,
untuk merasakan kehadiran dan sapaan Allah. Salah satu sarana yang dipakai
Allah untuk menyatakan diri kepada Nabi Elia adalah angin sepoi-sepoi (yang
juga dirasakan oleh Nabi Elia).
Karmelit meneladan Nabi Elia dalam kesetiaan pada keheningan dan kesunyian, serta merenungkan hukum Tuhan siang dan malam. Hal ini dimaksudkan supaya Karmelit dapat hidup bersemuka dengan Allah mengikuti jalan hidup Sang Inspirator. Nabi Elia memaknai perjumpaan dengan Allah, dengan membawa firman Allah pada kehidupan nyata, sesuai dengan kebutuhan dan konteks zaman. Demikian pula Karmelit mendengarkan sabda Allah dalam kenyataan hidup sehari-hari dan mengamalkannya sesuai konteks zaman.
Kontemplasi berkaitan dengan kemurnian. Dengan
kemurnian, Nabi Elia memiliki hati yang bebas untuk memberikan diri hanya bagi
Allah dan menaruh hati untuk memperhatikan Allah dalam diri sesama. Dengan
demikian dia sungguh memberikan diri bagi Allah dan sesama.
Aktif di Tengah Dunia
Hidup kontemplatif yang dihayati oleh Nabi Elia
diamalkan dalam karya nyata bagi sesama. Dia mengutamakan orang miskin dan
tertindas dalam menghayati keaktifannya di tengah dunia. Dia peka pada ketidakadilan
serta situasi krisis dan sulit yang terjadi dalam masyarakat. Hidup ini
terwujud ketika dia menolong janda di Sarfat, mewartakan sabda Allah kepada
raja Ahab karena dia menindas orang miskin dan terlantar, serta melawan
nabi-nabi baal.
Nabi Elia - sang inspirator utama Karmelit,
sejatinya sungguh menjiwai karya aktif di tengah dunia. Penghayatan Nabi Elia
bahwa Allah hadir dalam diri sesama, akhirnya menjadi dasar hidup aktif
Karmelit bagi sesama. Dan inilah hasil dari buah kontemplatif yang telah
dihidupi, bagai lebah-lebah yang mengumpulkan madu dan akhirnya dibagi-bagikan.
Penutup
Nabi Elia sebagai inspirator Karmelit telah
memberikan teladan hidup kontemplatif dan aktif. Seruannya “Zelo zelatus sum pro Domino Deo excercituum”
menjadi motto Karmelit dalam mengembankan panggilan di dunia ini. Nabi Elia
menyerukan perkataan ini bukan karena dia memfokuskan hidup pada karya nyata
(aktif) saja, namun juga dalam kontemplatif yang berkobar-kobar bagi Allah.
Pengangkatan Nabi Elia sebagai inspirator Karmelit
adalah sebuah panggilan. Karmelit terpanggil untuk hidup sesuai jiwa Nabi Elia.
Panggilan inilah yang mendorong Karmelit senantiasa hidup dalam jiwa Nabi Elia.
Sumber Buku
“Berkobar-kobar
bagi Allah” karangan Benny Phang O. Carm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar