Ivo art

Ivo art
Tobit 13

Senin, 25 Juli 2016

Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi

SEBUAH SURAT KEGEMBIRAAN
Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi
Oleh: Marianus Ivo Meidinata

Jemaat yang Dituju
Paulus menulis surat ini untuk jemaat di Filipi (sebuah Kota Romawi yang terletak di Makedonia). Jemaat ini adalah jemaat pertama yang didirikan oleh Paulus di Eropa. Didirikan kurang lebih pada tahun 51, ketika Paulus memberitakan Injil untuk kedua kalinya.
Latar belakang jemaat ini adalah para pengikut kekafiran. Ketika Paulus, Silas, dan Timotius datang ke kota Filipi (Kis 16), ada seorang perempuan yang memiliki roh tenung dan dengan tenungannya tersebut dia membantu tuan-tuannya untuk memperoleh penghasilan yang besar. Demikianlah mereka percaya dan menaruh perhatian pada hal kekafiran.
Orang yang pertama kali mengikuti Paulus adalah Lidia, seorang perempuan yang ditemuinya di sebuah ‘tempat sembahyang’ pada hari sabat. Selain itu, kepala penjara Paulus juga ikut percaya. Baru setelah mereka percaya (beserta keluarga), orang lain pun menyusul percaya. Untuk pertama kalinya, jemaat ini digembalakan oleh Lukas, sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangannya karena Lukas.

Tempat dan Tahun Penulisan
Surat ini ditulis pada saat Paulus berada di penjara. Namun tempat dimana penjara ini berada masih belum dipastikan karena ada pendapat yang berbeda. Efesus dan Roma adalah 2 tempat yang memiliki pendapat yang kuat. 
Pendapat pertama mengatakan bahwa penjara yang dimaksud adalah di Roma. Paulus yang tidak bisa naik banding atas hukumannya (Kis 26) mengisyaratkan bahwa ia di pengadilan tertinggi/Roma. Dia juga mengatakan mengenai “praetorium” (istana), dimana kota kekuasaan Romawi memilikinya. Pendapat kedua adalah di Efesus. Pendapat ini didukung alasan bahwa jarak Filipi dan Efesus relatif dekat sehingga Timotius dan Epafroditus mudah bolak-balik ke penjara (Kis 19). Jika di Efesus surat ditulis antara 54-55 masehi; sedangkan di Roma tahun 61-63.

Tujuan Penulisan
Ada sejumlah alasan yang mendorong Paulus menulis surat ini. Paulus menulis surat ini untuk mengucapkan terima kasih dan ingin memberi kabar kapada jemaat atas keadaannya. Surat ini juga untuk menjelaskan rencananya mengutus Timotius (Flp 2:19-24) dan mengirimkan kembali Epafroditus bagi mereka (Flp 2:25-30). 
Selain itu, surat ini dibuat juga untuk menjaga persatuan umat Kristen di Filipi. Dalam surat yang diterimanya, terdapat kesan adanya bahaya perpecahan pada jemaat. Bahaya Yudais dan ‘kesempurnaan’ palsu juga cukup mendorong Paulus untuk membuat surat ini. Tujuan akhir yaitu untuk memberi semangat kepada jemaat untuk berani menderita dan menyerahkan diri kepada Tuhan atas situasi yang terjadi.

Skema dan Gambaran Isi 
Surat ini tergolong sebagai surat yang menggembirakan. Hampir seluruh isinya berkata tentang sukacita. Surat ini memberi gambaran tentang hubungan yang akrab antara Paulus dan jemaat Filipi. Selain itu, surat ini juga memberi lukisan tentang kehidupan jemaat Kristen. Kehidupan yang berpusat pada Kristus, sebagai pemersatu  dengan Allah, sesama, dan Paulus sendiri. Secara terperinci dijelaskan demikian:
Pendahuluan (1:1-11): Pada bagian ini, Paulus mengawali suratnya dengan salam, ucapan syukur, dan doa. Sifat yang menggembirakan sudah terlihat secara jelas di bagian ini.
Keadaan Paulus (1:12-26): Paulus menyampaikan keadaannya sekaligus realitas penyebaran Injil. Tujuannya supaya jemaat siap akan apa yang terjadi; seperti yang terjadi pada para pewarta Injil yang teguh walau ditempa banyak penderitaan.
Nasehat-nasehat Paulus (1:27-2:18): jemaat diberi nasehat untuk mau mengikuti Injil, bersatu dalam Roh, dan meneladan Kristus.
Utusan Paulus (2:19-3:1a): Paulus memaparkan rencananya mengutus Timotius dan Epikuros.
Kebenaran Sejati (3:1b-4:1): Penjelasan tentang hal-hal yang benar dan salah tentang hidup beriman. Paulus ingin memberikan kebenaran atas permasalahan yang terjadi, terutama atas adanya pengaruh Yudaisan
Penutup (4:2-23): berisi tentang nasehat, ucapan terima kasih, dan salam. Pada bagian ini seruan lebih mengarah pada kesatuan, kegembiraan, dan kedamaian jemaat.

Dua Tema Menarik dan Relevansi Gereja Masa Kini
Tema pertama yang menarik bagi saya adalah tema “Kesaksian Paulus dalam Penjara‘, khususnya pada ayat “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” Ayat ini seakan menampar Gereja masa kini. Gereja sudah lupa akan panggilannya yaitu menegakkan kebenaran. Gereja terkesan takut untuk berhadapan dengan tantangan dan permasalahan. Gereja lupa bahwa menegakkan kebenaran adalah Kristus sendiri. Ayat ini sungguh relevan untuk membangkitkan semangat Gereja untuk berani menegakkan kebenaran, seperti yang pernah dinyatakan Ahok atas permasalahan yang dia hadapi. 
Yang kedua adalah tema ‘Nasehat-nasehat terakhir’ terutama pada ayat “Bersukacitalah dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan; Bersukacitalah!” (4:4). Ukuran kebahagiaan umat sekarang adalah harta dan tahta. Sungguh ukuran yang rendah. Banyak umat mulai meninggalkan Kristus dalam kehidupan mereka, sehingga Kristus tidak lagi menjadi ukuran kebahagiaan. Maka dari itu, nasehat Paulus ini sungguh berguna bagi kondisi umat. Inilah realitas Gereja masa kini. Dan sungguh relevan untuk menguatkan iman zaman ini.

Sumber
Groenen, C. 2006. Pengantar ke dalam Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius.
Lembaga Biblika Indonesia. 1988. Surat-surat Paulus 3. Yogyakarta: Kanisius.
Bergant, Dianne. 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar