Oleh: Fr. Thomas Onggo, O.Carm.
Ambrosius lahir pada tahun 339-340
di Trier, Jerman. Dia adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Ayahnya adalah
seorang Gubernur Gaul. Ayah Ambroius memiliki daerah kekuasaan yang cukup luas.
Dia juga sangat memperhatikan pendidikan anaknya. Ambrosius mendapatkan
pendidikan yang tinggi. Dia bisa menguasai bahasa Latin, Yunani, dan ilmu hukum.
Oleh sebab itu banyak orang tidak ragu-ragu menobatkannya sebagai Gubernur
Liguaria dan Aemilia di Milano, Italia Utara.
Ketika Uskup Milan meninggal dunia,
pertengkaran antara kelompok Kristen dan kelompok Arianisme masih berlangsung.
Kedua kelompok ini berseteru untuk memberikan nama-nama calon pengganti uskup.
Kelompok arianisme meminta bantuan Kaisar Valentinus untuk memilih seorang
calon. Kaisar pun menolaknya dan lebih menyarankan dengan kebiasaan yang lazim
yaitu pemilihan oleh para imam dan seluruh umat. Entah mengapa berteriaklah
seorang anak kecil dengan begitu keras, “Uskup Ambrosius, Uskup Ambrosius!”.
Semua orang pun memilih Ambrosius. Ambrosius tidak mau menerimanya karena dia
belum dibaptis. Namun karena desakan umat begitu kuat, dia pun menerima jabatan
uskup itu.
Setelah menjadi uskup, Ambrosius
bersemangat sekali untuk memdalami seluruh isi kitab suci. Dia belajar di bawah
bimbingan imam Simplisianus. Ambrosius menyadari bahwa ia harus memiliki iman
yang kuat. Tanpa mengalami Kristus sendiri, dia tidak mungkin menjadi seorang
gembala yang baik. Imannya juga diungkapkan dengan perbuatan dan perkataannya.
Banyak orang bertobat setelah melihat dan bertemu dengan Ambrosius.
Salah satu kisah yang menarik
adalah jasa Ambrosius dalam pertobatan Santo Agustinus. Agustinus sering sekali
mendengarkan khotbah-khotbah Ambrosius. Baginya, Ambrosius adalah seorang yang
saleh, memiliki iman yang kuat, dan orang yang sungguh mampu menjelaskan isi
kitab suci dengan sempurna. Pada awalnya Agustinus tidak memahami isi kitab
suci karena baginya isi kitab suci itu tidak masuk akal dan logis. Namun
Ambrosius mampu menjelaskannya dengan begitu baik sehingga Agustinus mampu
menemukan kebenaran sejati yaitu Yesus Kristus.
Ambrosius adalah seorang yang
bijaksana. Dia sungguh menyadari bahwa Tuhan adalah sumber segala sesuatu. Tak
heran Ambrosius menjadi salah satu dari 4 pujangga Gereja yang terkenal di
Gereja Barat.
Refleksi : Tuhan adalah Pemimpin kita, Dialah penyelamat
umat manusia yang berharap pada-Nya (Surat Ambrosius no. 20)
2.
Mgr. Nicolaas Martinus Schneiders,
Orang Kudus Sepanjang Tahun, Jakarta:
Obor, 1977, hlm. 614-615.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar