Santo Malakios dari Armagh
(Oleh: Fr. Marianus Ivo Meidinata, O.Carm.)
Malakios O'More lahir di
Armagh, Irlandia Utara, pada tahun 1095. Hidup beriman yang dia jalani telah
mengantarnya pada panggilan suci menjadi imam. Ketika menjadi imam, Gereja
Irlandia menerapkan sistem klen dalam hierarki. Jabatan dalam administrasi
Gereja dikuasai oleh keluarga tertentu. Itulah kebobrokan Gereja Irlandia saat
itu. Dia berusaha untuk membaharui kehidupan Gereja tersebut.
Di tengah usaha ini, Malakios
diberi tanggung jawab menjadi abbas di biara Bangor di County Down. Bersama 10
orang muridnya, Malakios mengelola dan membaharui kembali biara. Karena
keberhasilan ini, ia ditahbiskan menjadi Uskup Down dan Connor. Kedudukan inilah
yang menjadi kekuatannya untuk membaharui Gereja serta menegakkan disiplin
hidup para rohaniwan.
Celsus, uskup Armagh,
meminta Malakios untuk menduduki takhta keuskupan Armagh. Namun keputusan ini ditentang
oleh keluarga Celsus, sebab merekalah pemegang keuskupan ini selama 100 tahun. Namun karena
keputusan sudah bulat, Malakios tetap menjadi uskup Armagh. Pada tahun 1139 ia
pergi ke Roma untuk menerima pakaian kebesaran uskup agung. Dalam
perjalanannya, ia singgah di biara Clairvaux, Prancis. Cara hidup para biarawan
disana membuat Malakios kagum. Ketika bertemu paus, ia mengajukan permohonan untuk
menetap di biara tersebut. Namun Paus
Innosensius III menolaknya.
Ketika kembali ke Irlandia,
ia singgah lagi di Clairvaux. Ada empat imamnya yang tetap tinggal di sana
untuk mempelajari cara hidup para biarawan. Bersama 4 orang imam itu, Malakios
mendirikan biara Cistercian Mellifont, Irlandia.
Ketika tugas yang dibebankan
oleh paus telah selesai dilaksanakan Malakios pergi lagi ke Roma. Ia pun
singgah ke biara Clairvaux. Namun ia jatuh sakit dan meninggal dunia di biara
itu pada tanggal 2 Nopember 1148 di pangkuan Santo Bernardus. Ia dinyatakan
'kudus' pada tahun 1190 oleh Paus Klemerrs
III .
Malakios dikenal sebagai
orang kudus yang menaruh hormat besar pada orang-orang yang telah meninggal dan
rajin mendoakan keselamatan mereka. Ia selalu berusaha agar jenazah orang-orang
di sekitarnya dimakamkan secara Kristiani. Tuhan melihat semangat sucinya ini,
sehingga Tuhan memberinya hidup baru di surga pada tanggal 2 Nopember, tepat pada
hari peringatan Jiwa-jiwa di Api Penyucian.
Sumber: Mgr. Nicolaas Martinus Schneiders,
CICM. Orang Kudus Sepanjang Tahun.
Jakarta: Obor, 2006. Dan http://katakombe.org/para-kudus/item/malakios.html.
NB. Artikel ini pernah termuat di RUAH tahun 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar