Santa Zita
(Oleh: Fr. Marianus Ivo Meidinata, O.Carm.)
Zita lahir di Monte Sagrati, Italia Tengah, pada tahun 1218. Pada umur dua belas tahun Zita pergi ke Lucca untuk bekerja sebagai pelayan dalam usaha tekstil. Setiap harinya Zita selalu mengikuti Perayaan Ekaristi dan berdoa di malam hari. Dia juga sering membagikan makanan yang dimilikinya kepada para miskin. Bahkan kasur milikinya rela diberikannya kepada seorang pengemis. Sungguh, dia seorang yang murah hati dan penuh belas kasih.
Namun demikian, dia harus menanggung banyak beban dari sesama pelayan. Mereka menghina cara hidupnya dan ketekunannya dalam bekerja. Zita menanggung semua cobaan-cobaan itu tanpa mengeluh.
Bagi Zita, pekerjaannya merupakan bagian dari hidup rohani atau agamanya. Oleh karena ketekunan dan perhatiannya, Zita diangkat menjadi kepala pengurus rumah tangga. Walaupun dia dipercaya oleh majikannya, dia juga pernah dimarahi oleh majikannya. Hal ini dikarenakan, Zita mengambil makanan dan pakaian yang ada di rumah majikannya untuk dibagikannya kepada kaum miskin. Namun akhirnya, majikannya memahami maksud Zita tersebut dan turut menambah bantuan bagi kaum miskin.
Zita menjadi teman dan penasihat bagi keluarga majikannya. Di tahun-tahun terakhir hidupnya, dia dibebaskan dari pekerjaan-pekerjaan rumah tangga sehingga dia bebas mengunjungi orang-orang sakit, miskin, maupun mereka yang ada dalam penjara. Zita mempunyai perhatian khusus terhadap para narapidana yang dijatuhi hukuman mati. Dia berdoa berjam-jam bagi mereka. Zita meninggal di Lucca pada 27 April 1278. Dan Pada tahun 1696, ia digelari "kudus" oleh Paus Innocentio XII (1691-1700).
Dalam hidupnya, Santa Zita tidak memisahkan hidup rohani dan doa dari pekerjaan. Relasi pribadinya dengan Tuhan menjadi dasar seluruh aktifitas dan hidupnya. Pekerjaan menjadi ungkapan cintanya pada Tuhan. Cintanya yang tulus pada Tuhan membuatnya setiap saat dan di mana pun selalu mencari dan melakukan apa yang menyenangkan-Nya.
(dalam RUAH edisi April 2018)
(dalam RUAH edisi April 2018)
Sumber:
Mgr. Nicolaas Martinus Schneiders, CICM, Orang Kudus Sepanjang Tahun, Jakarta: Obor, 1997, hlm. 198.
http://artikel.sabda.org/